Kehilangan seorang bapak
Sejak kecil aku selalu dimanja. Aku adalah anak terakhir dari tiga orang bersaudara. Aku dilahirkan menjadi wanita tomboy. Tak pernah aku menginginkan menggunakan rok kecuali saat sekolah. Baju yang selalu aku beli adalah baju bercelana dan bergambar kartun. Apa yang aku inginkan selalu diberi oleh bapak. Bapak adalah orang yang tak pernah mengeluh pada anak-anaknya jika sedang berrmasalah. Bapak ku tipikel orang yang tak perduli apa kata orang tentangnya. Beliau hanya ingin menjadi yang terbaik bagi keluarganya. Bapak ku selalu sabar dan tenang jika menghadapi orang yang tidak suka kepadanya. Bapak ku selalu berusaha dan rajin dalam membahagiakan istri dan anak-anaknya. Beliau mulai semua dari dasar hingga dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi istri dan anaknya nanti. Bapak selalu memberikan apa yang aku inginkan. Bapak memberikanku semua, dari mulai piano mainan, pianika, bola basket, gitar, dan mobil yang kuminta pada beliau secara spontan tapi aku tak bias menjaga barang-barang yang belia beli untuk ku. Waktu itu memang aku tidak terlalu dekat dengan bapak. Tapi bapak selalu menjaga ku dirumah dan bila beliau bepergian untuk belanja, aku selalu diajak. Belia membanggakan ku seperti ini kepada orang “anak saya rajin puasa walaupun masi kecil”. Mendengar seperti itu, anak mana yang tidak bahagia bila dibanggakan bapaknya. Sejak kecil aku dimandikan bapakku. Bapakku tak pernah mengeluh tentang aku. Aku memang kadang tidak menurut pada kata-kata bapakku. Sampai bapak bilang “gak ada bapak manupun yang mau melakukan pekerjaan ngpel,nyuci piring. Coba kamu Tanya sama temen-temen kamu.” Aku merasa benar apa yang dibilang bapakku.
Pada suatu hari, beliau akan mendirikan toko bersama keponakannya. Beliau pergi kesana-kemari untuk mencari peralatan yang beliau butuhkan sampai-sampai beliau tidak mengatur pola makannya dan tidak memperdulikan kesehatannya. Beliau terus bekerja demi keponakannya. Beliau pun terjatuh sakit dan harus dirawat inap selama beberapa hari karena kurang darah. Darah yang dibutuhkannya pun sulit dicari. Saat ingin dirawat pun beliau tidak bercerita pada istri dan anaknya kalau beliau sedang sakit. Beliau mengganggap semua akan baik-baik saja. Beliau selalu tertawa didepan istri dan anaknya. Walaupun sedang sakit, beliau masih bisa bercanda. Beliau tak ingin terlihat sedih atupun lemah didepan orang.
Sampai suatu hari keadaannya membaik tetapi bapakku mulai agak lupa dan sering mengigau dimalam hari. Kesehatan bapak pun menurun dan ternyata bapakku terkena struk dan beliau tidak bisa melksanakan aktifitasnya sehari-hari seperti biasanya. Bapak hanya bisa tidur dan berada diatas kursi roda. Hanya istri dan anak-anaknya lah beliau diurus. Kemana orang-orang yang telah dibantu bapak?? Semua seakan tak perduli. Mama, kedua kakakku dan akan selalu memberikan semangat kepada bapak “ayo pak semangat,jangan lemas”. Dan bapak pun berkata dengan sulitnya “semangat”.
Hari pun berlalu sampai akhirnya kesehatan bapak menurun. Beliau tidak mengingat orang yang ada disekelilingnya. Mama orang yang paling sedih akan semua ini. Suami yang dicintainya harus terbaring dikamar dengan menahan kesakitan. Suatu malam aku ingin sekali terbangun untuk solat tahajud, tetapi aku sangat takut untuk keluar. Aku ingin mendoakan bapakku. Mama dan kakakku menjaga bapak dikamarnya. Pagi pun datang. Tiba-tiba mama dan kakakku berteriak dan menagis dengan histeris. Aku pun meliHat kedalam kamar. Bapakku telah tiada. Beliau telah meninggal. Kakakku dan mamaku sontak menangis. Aku tak bisa menangis padahal hati ini sangat bersedih. Aku teringat kata guruku. Jika keluarga kita atau siapapun yang meninggal dunia, kita jangan menangisinya karena akan menambah berat beban orang yang meninggal. Aku hanya bisa terdiam dan mencoba tegar untuk menahan tangisanku.
Setelah lama bapak meninggalkan kami, aku baru bisa menangis saat aku teringat bapak. Ingin sekali membuat bapak bangga dan bahagia mempunyai anak seperti aku. Aku tak ingin mengecewakan keluargaku. Dan aku tidak ingin kehilangan mama dan kakakku. Aku sangat menyanyangi dan ingin membuat mereka bangga. Satu hal yang aku harap, semoga bapak disana selalu diberi tempat yang nyaman dan setiap dosanya diampuni Allah swt (amin). Aku sangat merindukan bapak. Bapak maafkan semua kesalahanku yang tak pernah bisa membuat dirimu bahagia. Aku sangat menyesal.
0 komentar:
Posting Komentar