Beautiful Afternoon

Cahaya senja menunggu sang malam.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Rabu, 16 November 2011

Tugas III Bahas indonesia 1

Resensi naskah dari sebuah artikel

1. Data Publikasi

a. Judul : Mahasiswa ITB Kembangkan Bahan Komposit

b. Penulis : Arief Sujatmoko

c. Penerbit : NATIONAL GEOGRAPHIC INDONESIA

d. Website : http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/2272/mahasiswa-itb-kembangkan-bahan-komposit

e. Tanggal : 11-November-2011

f. Tema : Sains dan teknologi

2. Sinopsis atau ringkasan

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan bahan komposit yang berguna untuk mengganti logam yang selama ini digunakan pada dunia industri serta kesehatan menjadi bahan yang lebih ringan. Pembuatan bahan komposit ini terhitung lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan logam. Selain mudah dalam pembuatannya, bahan komposit juga memiliki total beban lebih ringan daripada logam. Mahasiswa ITB menjelaskan bagaimana proses pembuatan bahan komposit. Proses yang mereka gunakan di ITB adalah wet lay up. Dasar permukaan diberi lilin agar tidak lengket, kemudian campuran antara resin dan katalis dituangkan ke bahan yang akan digabungkan. Setelah itu gabungan bahan dasar dan serat itu kemudian dipres dan didiamkan selama dua hari.

Di luar negeri seperti Jepang, komposit cukup populer dan berkembang untuk industri pesawat terbang. Sebaliknya di Indonesia komposit masih jarang digunakan karena ilmu komposit belum cukup populer dan terekspos. Sumber daya ahli mengenai ilmu komposit juga belum banyak di Indonesia. Untuk di Indonesia, sudah pernah ada percobaan penggunaan bahan komposit pada tank di tahun 1998,tetapi masih belum banyak digunakan karena beberapa faktor.

3. Keunggulan

Artikel “Mahasiswa ITB Kembangkan bahan Komposit” mengangkat tema dan isi yang menarik perhatian pembaca khususnya di bidang sains dan teknologi. Penulis mampu mendeskripsikan bagaimana mahasiswa ITB dalam melakukan pembuatan bahan komposit sehingga pembaca dapat mencoba di rumah sebagai bahan penelitian. Selain itu, penulis juga mampu memberikan informasi yang jarang ditemukan di beberapa artikel lain mengingat bahan komposit kurang populer untuk masyarakat Indonesia. Maka, setelah membaca artikel ini banyak pembaca yang tahu bahwa bahan komposit ini lebih ringan dan lebih mudah pembuatannya dibanding dengan logam. Melalui artikel ini, bahan komposit akan lebih populer dan terekspos sehingga masyarakat Indonesia dapat mengenal serta memanfaatkan bahan komposit.

4. Kelemahan

Ada bagian naskah artikel ini yang belum dijelaskan, seperti pada kalimat “Sebenarnya, komposit sudah cukup populer di luar negeri seperti di Jepang, namun untuk di Indonesia sendiri masih belum banyak digunakan karena beberapa faktor”. Dalam penggalan kalimat diatas, penulis tidak menjabarkan apa saja yang menjadi faktor-faktor kurang populernya bahan komposit di Indonesia.

5. Pendapat akhir atau saran

Pengembangan sains dan teknologi sangat bagus dijadikan sebuah naskah artikel mengingat sekarang ini sains dan teknologi semakin berkembang di seluruh dunia. Agar bahan komposit mudah dikenal dan populer di Indonesia khususnya di bidang industri dan kesehatan, maka sangat perlu informasi bagaimana pembuatan bahan komposit dibuat dalam beberapa seminar. Dengan adanya seminar yang sering dilakukan dalam pengembangan bahan komposit maka bahan komposit akan populer dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia.

6. Lampiran naskah

Mahasiswa ITB Kembangkan Bahan Komposit

Oleh Arief Sujatmoko | 11-11-2011 | http://ngi.cc/nAE | sains dan teknologi


Arief Sujatmoko

Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan bahan komposit sehingga menjadikannya bahan yang lebih ringan untuk industri serta kesehatan. Teknologi ini diperagakan pada hari Jumat (11/11) pada acara Material-Metallurgy Fair 2011.

Pengembangan teknologi bahan komposit ini berguna untuk mengganti logam yang selama ini digunakan pada dunia industri. "Di luar negeri, bahan komposit ini sudah dikembangkan, seperti untuk pesawat. Karena pesawat membutuhkan bahan yang lebih ringan," jelas Ketua Material Inovation and Research Club, Steven. Untuk di Indonesia, sudah pernah ada percobaan penggunaan bahan komposit pada tank di tahun 1998.

Pembuatan bahan komposit ini lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan logam. "Proses yang kami gunakan di ITB adalah wet lay up. Dasar permukaan diberi lilin agar tidak lengket, kemudian campuran antara resin dan katalis dituangkan ke bahan yang akan digabungkan. Setelah itu gabungan bahan dasar dan serat itu kemudian dipres dan didiamkan selama dua hari," jelas Menteri Keprofesian dan Pendidikan Himpunan Mahasiswa Teknik Material, Milda Hapsari.

Selain lebih mudah dari pembuatannya, bahan komposit ini memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan logam. "Kalau kita menggunakan baja, bisa diganti dengan bahan komposit dari karbon yang memiliki total bobot hanya satu per empat dari baja," ungkap Steven. Sebenarnya, komposit sudah cukup populer di luar negeri seperti di Jepang, namun untuk di Indonesia sendiri masih belum banyak digunakan karena beberapa faktor.

"Hal ini dikarenakan ilmu komposit belum cukup populer dan terekspos. Sumber daya ahli mengenai ilmu komposit juga belum banyak di Indonesia," papar Steven yang ditemui di ITB.

Jumat, 28 Oktober 2011

tanpa judul

Kamis, 27 Oktober 2011

tugas 2 DIKSI (bahasa Indonesia 1)

Upaya Mencegah Korupsi Saat Pemeriksaan Pajak

Diunggah oleh gsunendar

Kamis, 12 May 201108:16

Oleh Pandojo B

Seperti sudah dimaklumi bahwa masyarakat pada umumnya akan dengan mudah terpengaruh untuk mempercayai informasi-informasi yang mereka peroleh secara terus menerus walaupun informasi tersebut belum tentu benar atau perlu dibuktikan kebenarannya, apalagi terhadap informasi yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang menjadi perhatian publik.

Terhadap permasalahan yang saat ini menjadi perhatian publik, diantaranya mengenai masalah yang menimpa Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) sebagai akibat perilaku koruptif oknum pajak sehingga sangat merugikan keuangan negara (tentunya membuat geram sebagian besar atau bahkan mungkin seluruh warga Negara Republik tercinta ini), ternyata berdampak menciptakan informasi-informasi negatif yang belum tentu benar tentang segala aktivitas yang dilakukan jajaran Ditjen Pajak.

Adalah merupakan konsekuensi dari organisasi pelayanan masyarakat yang apabila dalam pelaksanaan salah satu aktivitasnya ditenggarai terdapat penyimpangan yang dilakukan oleh oknum tertentu dapat berakibat negatif pula pada keseluruhan aktivitas yang dilakukan, walaupun perubahan-perubahan kearah yang lebih baik terus dilakukan serta sudah dirasakan dampak positifnya.

Salah satu aktivitas yang menjadi wewenang Ditjen Pajak yang juga mendapatkan dampak negatif adalah Pemeriksaan Pajak, dengan perilaku yang tidak baik dari oknum pajak tertentu sepertinya menguatkan atau mendukung anggapan sebagian masyarakat Wajib Pajak bahwa kegiatan pemeriksaan pajak dapat dijadikan sebagai ladang korupsi bagi pegawai pajak, sehingga banyak Wajib Pajak takut dan menghindar apabila dilakukan pemeriksaan pajak.

Menyadari hal itu adalah sangat penting kiranya untuk disampaikan beberapa informasi mengenai peraturan dalam pemeriksaan pajak, khususnya terkait dengan anggapan tersebut diatas, mengingat munculnya anggapan negatif dari Wajib Pajak terhadap masalah perpajakan salah satunya adalah diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan pajak yang dimiliki oleh Wajib Pajak.

Upaya Mencegah Korupsi Saat Pemeriksaan Pajak

Korupsi adalah penyakit sosial yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan dan bisa terjadi pada semua waktu, tempat dan jabatan. Tidak terkecuali terjadi pada saat dilakukannya pemeriksaan pajak. Korupsi dapat berupa penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme.

Pada kasus korupsi yang mungkin terjadi pada saat dilakukannya pemeriksaan pajak, informasi yang berkembang dan sering diterima oleh masyarakat sebagian besar adalah korupsi berupa pemerasan (extortion) yang dilakukan aparat pemeriksa pajak dalam hal ini tentunya adalah oknum pemeriksa pajak.

Sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang dimulai sejak tahun 2002, Ditjen Pajak telah berupaya keras mencegah kemungkinan terjadinya korupsi disegala lini, termasuk kemungkinan korupsi dalam bentuk pemerasan (extortion) yang dilakukan oleh oknum pemeriksa pajak. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menyempurnakan peraturan dibidang perpajakan (selain upaya-upaya lain yang terus dilakukan, seperti : Pembinaan Kode Etik Pegawai yang dilakukan secara teratur melalui kegiatan Internalisasi Kode Etik).

Terkait dengan peraturan dalam pemeriksaan pajak, apabila Wajib Pajak menggunakan haknya tentunya apabila ada pemeriksa pajak yang memiliki jiwa koruptif akan berfikir panjang untuk melakukan pemerasan (exortion), mengingat didalam Pasal 13 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak dicantumkan beberapa hak Wajib Pajak dalam Pemeriksaan Pajak, yaitu :

  1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan;
  2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan;
  3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan;
  4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan Tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
  5. menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;
  6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan;
  7. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; dan
  8. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksaan.

dari isi peraturan tersebut diatas terlihat bahwa secara langsung terdapat bentuk pengawasan yang dilakukan baik oleh Wajib Pajak yang diperiksa maupun pengawasan oleh internal Ditjen Pajak karena ada keterlibatan aparat pajak lainnya dalam proses penyelesaian pemeriksaan, khususnya pada point dimana Wajib Pajak berhak “mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas, dalam hal terdapat perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan”.

Permohonan pembahasan tersebut diajukan Wajib Pajak kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas Tingkat KPP, dan apabila Wajib Pajak masih berbeda pendapat dengan Tim Pembahas Tingkat KPP, Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Permohonan kepada Kepala Kantor Wilayah agar dilakukan pembahasan lebih lanjut oleh Tim Pembahas Tingkat Kantor Wilayah.

Selain dari itu dalam rangka melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pemeriksaan, Ditjen Pajak juga memberlakukan pelaksanaan kegiatan Reviu atau Telaahan Sejawat (Peer Review) terhadap Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dan terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-10/PJ.04/2008 Tgl. 31 Desember 2008, kegiatan tersebut dapat dilaksanakan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan atau Kepala Kantor Wilayah, dengan demikian terdapat aparat pajak lainnya yang memantau pelaksanaan pemeriksaan pajak.

Peraturan lain yang bisa dikaitkan dengan upaya pengawasan pelaksanaan pemeriksaan adalah Surat Edaran Nomor SE-120/PJ/2010 Tgl. 18 November 2010 Tentang Penjaminan Kualitas Pemeriksaan Khusus, dimana didalam peraturan tersebut disebutkan bahwa didalam proses penyelesaian pemeriksaan, Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan Tim Asistensi Analisa Resiko yang telah dibentuk sejak proses usulan pemeriksaan dilakukan, untuk melakukan pembahasan konsep Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Tim Pemeriksa Pajak.

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa upaya-upaya pencegahan korupsi yang mungkin terjadi saat dilakukannya pemeriksaan pajak telah dilakukan oleh institusi Ditjen Pajak, antara lain baik melalui pembinaan Kode Etik Pegawai yang dilakukan secara teratur, maupun melalui penyempurnaan peraturan perpajakan khususnya di bidang pemeriksaan pajak sehingga terdapat apa yang disebut dengan Tim Reviu atau Penelaahan Sejawat (Peer Review), Tim Pembahas, Tim Asistensi atas kegiatan pemeriksaan pajak.

Demikianlah beberapa informasi yang dapat penulis sampaikan terkait penyempurnaan peraturan perpajakan yang terus dilakukan Ditjen Pajak dalam upaya mencegah kemungkinan terjadinya korupsi saat pemeriksaan pajak, dan semoga informasi ini bermanfaat bagi seluruh stakeholders Direktorat Jenderal Pajak.

Sumber:

http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/03/21/upaya-mencegah-korupsi-saat-pemeriksaan-pajak/

Analisis

No.

Salah Diksi

Perbaikan

Alasan/Analisis

1

akan dengan mudah terpengaruh

Akan mudah terpengaruhi

Kata “dengan” mengandung arti cara . untuk itu kata”dengan”tidak perlu ditulis karena sudah terwakili kata “mudah” sehingga tidak boros kata

2

informasi-informasi

Informasi

Terkesan pemborosan kata, karena informasi itu mengandung arti “banyak” jadi tidak perlu mengulang kata

3

terus menerus

Terus-menerus

Perlu ditambah tanda penghubung(-) karena masih dalam satu arti

4

belum tentu

Tidak tentu

“belum” merupakan kata tidak baku

5

permasalahan-permasalahan

Permasalahan

Terkesan pemborosan kata, karena permasalahan itu mengandung arti “banyak” jadi tidak perlu mengulang kata

6

atau bahkan mungkin

Atau bahkan

Karena kata “atau” tidak dipasangkan dengan kata “mungkin”

7

yang belum

Yang tidak

“belum” merupakan kata tidak baku

8

Adalah merupakan

Adalah

Pemborosan kata. Dapat dipakai salah satu diantara dua kata tersebut.

9

yang apabila

Apabila

Pemborosan kata dan terlalu mengulur kata. “yang” mengandung arti menuju.

10

perubahan-perubahan

Perubahan

Terkesan pemborosan kata, karena kata “perubahan” itu mengandung arti “banyak” jadi tidak perlu mengulang kata agar kalimat lebih efektif

11

yang juga

Yang

“yang” mengandung arti menuju. “juga” mengandung arti”sama”. Jadi tidak perlu menggunakan kata”juga” karena terlalu mengulur kata

12

penting kiranya untuk

Penting untuk

“kiranya” merupakan kata tidak baku

13

tersebut diatas

tersebut

“tersebut” mengandung arti menuju. Jadi tidak perlu menggunakan kata “diatas” karena terkesan pemborosan kata.

14

yang sangat berbahaya yang mengancam

Yang sangat berbahaya mengancam

“yang mengancam” merupakan pemborosan kata ,jadi kata “yang” pada kata “yang mengancam” dihapus agar kalimat lebih efektif.

15

dan bisa

Dan dapat

“bisa” kata tidak baku

16

pada semua waktu, tempat dan jabatan

Pada setiap waktu,tempat dan jabatan

Kata “semua” tidak cocok digunakan dalam kalimat tersebut karena tidak baku

17

disegala lini

-

“lini” kata yang dipakai secara khusus

18

bahwa upaya-upaya pencegahan

Bahwa upaya pencegahan

Terkesan pemborosan kata, karena kata “upaya” itu mengandung arti “cara” jadi tidak perlu mengulang kata agar kalimat lebih efektif

Jumat, 07 Oktober 2011

Graf. Komp & Peng. Citra - Display Device (TULISAN)

ALAT – ALAT OUTPUT

Alat – alat Output yaitu Data yang telah diproses menjadi bentuk yang berguna, Output device adalah segala macam komponen hardware yang dapat menyampaikan informasi kepada user. Output device (unit keluaran) bisa diartikan sebagai peralatan yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemrosesan ataupun pengolahan data yang berasal dari CPU kedalam suatu media yang dapat dibaca oleh manusia ataupun dapat digunakan untuk penyimpanan data hasil proses.

Output device bisa di golongkan dalam empat bagian,yaitu:

1.Tulisan
2.Image
3.Suara
4.Bentuk yang dapat dibaca oleh mesin(machine-readable form).

Sekarang, saya akan membahas tentang soft display dan hard display karena keduanya merupakan bagian dari output display.

Soft display adalah unit keluaran yang memberikan informasi kepada pengguna komputer dalam bentuk digital untuk hasil keluaran gambar dan tulisan.

Contoh Soft Display sebagai berikut :

1. MONITOR

Monitor merupakan unit keluaran yang memberikan informasi kepada pengguna komputer.

Tipe-tipe monitor yang sudah dikenal adalah :

A. CGA (Color Graphic Adapter) Tipe monitor standar IBM yang mempunyai kualitas resolusi rendah. Monitor ini hanya mampu menampilkan 4 warna dalam mode grafis.


CGA (Colour Graphics Adapter). KOmputer yang dipasang monitor dapat menghasilkan tiga modus tampilan, yaitu modus teks, modus grafik resolusi tinggi (640×200 pixel) dan modus grafik resolusi menengah (320 x 200 pixel). Dari segi output, CGA memiliki bandwidth 14,30 MHz, dengan laju penyapuan (sweep rate) horisontal sekitar 15,75 KHz dan laju penyapuan vertikal 60 Hz. Pengiriman data dari prosesor ke memori buffer mencapai 1,5 Mbit per detik.

CGA ini memiliki fasilitas light pen, output komposit, output RGB digital, palet warna 16 warna dan konektor modulator. Tetapi CGA ini tidak dapat memakai monitor RGB analog.

B. EGA (Enhanced Graphic Adapter) EGA merupakan tipe monitor yang tingkatannya di atas CGA. Monitor ini mampu menampilkan 16 warna dalam mode grafis.

EGA (Enhanced Graphics Adapter). Resolusi yang dihasilkan EGA mencapai 640 X 350 pixel. Dengan membuat resolusi vertikal yang lebih tinggi, akan dapat dihasilkan garis miring yang lebih sempurna.


EGA dapat menampilkan 16 warna sekaligus.EGA memiliki fasilitas light per, output RGB digital, palet warna 64 warna. Tetapi EGA ini tidak memiliki output komposit dan tidak dapat memakai monitor RGB analog.

C. EPGA (Enchanced Professional Graphic Adapter) Monitor ini mampu menampilkan 256 warna pada mode grafis. Monitor ini disebut juga sebagai monitor PEGA atau PGA.

PGA monitor komputer adalah tipe yang apa yang pertama kali diperkenalkan di pasar pada tahun 1984. PGA monitor komputer atau juga dikenal sebagai Graphics Adapter Profesional yang memiliki konektor 9-pin. PGA monitor komputer adalah tipe lama monitor diperkenalkan pada awalnya di 80, tapi satu yang sangat efisien dan berguna.

D. VGA (Visual Graphic Adapter) VGA merupakan tipe monitor yang sekarang banyak digunakan. Gambar yang dihasilkan mempunya warna sampai jutaan. Mode grafisnya tampak lebih nyata di mata.
VGA mampu mengemulasi fungsi CGA dan EGA. Dalam Tampilan grafik resolusi tinggi, VGA dapat menghasilkan resolusi 640 x 480 pixel. Tetapi untuk tampilan monochrom, dapat dihasilkan resolusi 720 x 400 pixel.

Dari segi output, VGA memiliki bandwith 28 MHz, dengan laju penyapuan horizontal sekitar 31, 5 KHz, dan laju penyapuan vertikal sampai 70 Hz.

VGA tidak memiliki fasilitas light pen, output RGB digital, output komposit, tetapi memiliki palet warna 256 warna dan dapt memakai monitor RGB analog.

E. LCD (Liquid Crystal Display) LCD dikenal sebagai monitor flat atau latar data dengan resolusi rendah, yang memiliki kemampuan menampilkan warna sampai jutaan. LCD menggunakan persenyawaan cair yang mempunyai struktur molekul polar dan diapit oleh dua elektode yang transparan.
Cara Kerja Monitor LCD :
Pada sebuah panel LCD berwarna, setiap pixel terdiri atas tiga buah cell kristal cair. Setiap ketiga cell tersebut memiliki filter merah, hijau, atau biru (red-green-blue/RGB). Sinar yang melewati cell yang terfilter tersebut akan menciptakan warna yang Anda lihat pada LCD. Kadang-kadang sistem yang mengirimkan arus listrik pada satu cell atau lebih tidak berjalan dengan baik; kejadian tersebut menimbulkan adanya pixel yang gelap dan "rusak".

F. LED

Cara Kerja Monitor LED.

LED menggunakan cahaya pancaran diode (light emitting diode) sebagai sumber cahaya televisi. LED menggunakan diode untuk membuat banyak vibrant dan image yang berwarna-warni. Warna hitam akan menajdi benar-benar hitam, bukan hitam abu-abu, dan warna LED lebih realistic dibandingkan televisi LCD. Televisi LED memiliki kontras rasio 500,000:1, juga refresh rate yang tinggi.

2. Proyektor : Proyektor merupakan suatu alat yang dapat menampilkan suatu laporan. Proyektor biasanya digunakan dalam sebuah presentasi baik dalam kelas maupun meating suatu pekerjaan. Dengan menggunakan proyektor seseorang mengontrol suatu data yang ingin ditampilkan. Proyektor juga dapat mempermudah audioens dalam melihat suatu laporan.
Disini saya akan menguraikan sedikit tentang cara kerja Proyektor LCD. Proyektor LCD bekerja berdasarkan prinsip pembiasan cahaya yang dihasilkan oleh panel-panel LCD. Panel ini dibuat terpisah berdasarkan warna-warna dasar, merah, hijau dan biru (R-G-B). Sehingga terdapat tiga panel LCD dalam sebuah proyektor. Warna gambar yang dikeluarkan oleh proyektor merupakan hasil pembiasan dari panel-panel LCD tersebut yang telah disatukan oleh sebuah prisma khusus. Gambar yang telah disatukan tersebut kemudian dilewatkan melalui lensa dan di”jatuh”kan pada layar sehingga dapat dilihat sebagai gambar utuh. Gambar yang dihasilkan proyektor LCD memiliki kedalaman warna yang baik karena warna yang dihasilkan olah panel LCD langsung dibiaskan lensa ke layar. Selain itu gambar pada proyektor LCD juga lebih tajam dibandingkan dengan hasil gambar proyektor DLP. Kelebihan lain dari LCD adalah penggunaan cahaya yang lebih efisien sehingga dapat memproduksi “ansi lumens” yang lebih tinggi dibandingkan proyektor dengan teknologi DLP. Sedangkan kelemahan teknologi LCD adalah besar piksel yang terlihat jelas di gambar. Ini yang menyebabkan teknologi LCd kurang cocok untuk memutar film karena akan terasa seperti melihat film dari balik mata yang terhalang “selaput katarak”.



3. Overhead Proyektor /OHP : Over Head Projectror adalah benda yang berguna untuk melihat bayangan gambar diapositif seperti yang umumnya digunakan untuk presentasi di kelas.


BAGIAN POKOK OHP DAN CARA KERJANYA :
Saat ini, walaupun banyak type dan merk OHP yang digunakan, namun bagian-bagian pokok OHP tersebut prinsipnya sama. dibawah ini akan dijelaskan bagian pokok OHP dan cara kinerjanya:

= Kepala proyektor (proyektor head), yaitu suatu bagian yang berisi lensa-lensa objektive dan kaca pemantul untuk mengarahkan sinar ke arah layar.

= Pengontrol fokus, dengan memutar-mutar bagian ini kepala proyektor bergerak naik / turun untuk memperjelas gambar di layar.

= Tempat transparan benda yang akan diproyeksikan.

= Lensa frensell yaitu kondensor khusus yang berguna untuk memusatkan cahaya yang memancar dari lampu ke arah kepala proyeksi

= Scroll/ rol penggulung transparan.

= Pemantul

= Kipas pendingin

= Rumah badan/ badan proyektor

= Switch/ sakelar pengatur untuk menghidupkan atau mematikan lampu dan motor pada kipas.

Hard Display adalah unit keluaran yang memberikan informasi kepada pengguna komputer dalam bentuk real (nyata) untuk hasil keluaran gambar atau tulisan.

Contoh Hard Display sebagai berikut :

1. Printer : Printer adalah sebuah alat yang bisa mencetak teks dan gambar pada kertas. Printer mempunyai dua sambungan. Pertama, dipasang di komputer bagian belakang dan berfungsi untuk menerima sinyal dari komputer. Sambungan ini terhubung pula ke motherboard.kedua kabel listrikyang dipasang pada stopkontak yang terpisah.

Tipe-tipe Printer Berdasarkan pekembangan teknologinya :

Pin dot matrix diklasifikasikan berdasarkan jumlah pin yang dimiliki oleh head printer, yaitu 9, 18 dan 24. Transmisi yang digunakan, yaitu transmisi paralel (byte-by-byte) dan transmisi serial (bit-by-bit transmission). Metode pencetakan terdiri dari huruf per huruf(characeter by character), baris per baris (line by line), atau halaman per halaman (page by page). Secara umum printer yang umum digunakan terdiri dari tiga jenis, yaitu:

1. Dot matrix, contohnya Epson LX-300, LX-800, LQ-1170

2. Inkjet, contohnya Hp Deskjet, Cannon Buble jet

3. Laser jet, contohnya HP Laser jet 1000, 1010, 1020
2. Plotter : Plotter digunakan untuk mencetak gambar ukuran yang cukup besar, seperti gambar mesin dan konstruksi bangunan.








3. Printer FAX : FAX (kependekan dari faksimili, dari bahasa Latin fac simile, “membuat sama”, yaitu “membuat salinan”) adalah sebuah telekomunikasi teknologi yang digunakan untuk mentransfer salinan (Faksimili) dokumen dalam bentuk teks print out dan sedikit berbeda dari printer komputer, terutama yang beroperasi menggunakan perangkat terjangkau melalui telepon jaringan. Perangkat ini juga dikenal sebagai telecopier di industri tertentu. Saat mengirim dokumen kepada orang-orang pada jarak yang cukup jauh.


Referensi :

http://7sovanz.ngeblogs.com/2009/11/03/alat-alat-input-output/

http://teknisi-ahmadkomputer.blogspot.com/2011/05/3-output-device-unit-keluaran.html

http://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi (untuk mencari gambar)

Pengantar Sistem Komputer – Bab 4 – Penerbit Gunadarma

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.highdisplay.com/pga-computer-monitor/&ei=cv-MTtqQFcOtrAeD2Pz0AQ&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=6&ved=0CEsQ7gEwBQ&prev=/search%3Fq%3Dmonitor%2BPGA%2Badalah%26hl%3Did%26biw%3D1366%26bih%3D569%26prmd%3Dimvns

http://yudhasmakenza.blogspot.com/2011/05/over-head-proyektor.html